Minggu, 29 November 2009

Lindungi Usaha Kecil

Kamis, 29 Oktober 2009 | 8:36 WIB | Posts by: jps | Kategori: Warteg | ShareThis
Oleh Roma Hadi Tri Susangka
Staf ahli di produksi jamur PM Blitar, kuliah di UMM
roma_umm@yahoo.co.id

Usaha kecil dapat memainkan peranan penting untuk menjaga dinamika pertumbuhan dan perluasan manfaat ekonomi bagi masyarakat luas. Usaha kecil berperan bukan saja pada aspek sosial seperti pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan kerja, tetapi juga dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi.

USAHA Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia semakin berkembang sejalan dengan meningkatnya permintaan produk dari sektor ini baik untuk pangsa lokal maupun luar negeri. Di Indonesia sendiri jumlah perusahaan kecil dan menengah sangatlah banyak, bahkan mencapai 90 persen dari populasi jumlah perusahaan.
Hal inilah yang menyebabkan pemerintah harus lebih memperhatikan usaha kecil dan menengah tersebut untuk dapat membantu meningkatkan perekonomian bangsa. Pasalnya, banyak sektor UKM yang mempunyai kontribusi cukup besar untuk pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Di antara mereka mendirikan UKM diklasifikasikan mulai dari hobi, sumber daya alam, lokasi, sumber daya manusia, dan lain sebagainya.
Keterbatasan modal kerja merupakan salah satu faktor yang menjadi tantangan dan kelemahan pengusaha UKM untuk dapat lebih mengembangkan usahanya. Faktor ini pula yang mengakibatkan sulitnya mereka untuk dapat bersaing dengan perusahaan besar melalui fasilitas, teknologi, perawatan, ataupun metode produksinya.
Para ekonom menyebutkan adanya lima keadaan yang memungkinkan usaha kecil dan menengah dapat mampu bertahan terhadap persaingan dari perusahaan-perusahaan besar. Pertama, usaha kecil dan menengah tersebut bergerak dalam pasar yang terpecah-pecah
(fragmented market).
Dalam pasar yang demikian, fenomena skala ekonomi tidak terlalu penting, sehingga keuntungan yang diperoleh dari skala usaha tidaklah menonjol. Pasar semacam ini memiliki segmen-segmen konsumen yang sangat bervariasi.
Kedua, usaha kecil menghasilkan produk-produk dengan karakteristik elastisitas
pendapatan negatif. Artinya, jika terjadi kenaikan pendapatan masyarakat, permintaan terhadap produk-produk tersebut cenderung turun, bukan sebaliknya.

Ketiga, usaha kecil mempunyai tingkat heteroginitas yang tinggi, khususnya
heteroginitas teknologi yang bisa digunakan. Dengan heteroginitas teknologi yang ada, usaha kecil dapat menghasilkan produk-produk yang beraneka ragam. Variasi produk merupakan salah satu determinan terpenting untuk kelangsungan
hidup usaha kecil.

Keempat, usaha kecil tergabung dalam suatu cluster (sentra industri) sehingga mampu memanfaatkan efisiensi kolektif, misalnya dalam pembelian bahan baku, pemanfaat tenaga kerja.
Kelima, usaha-usaha kecil diuntungkan oleh kondisi geografis, yang membuat produk-produk usaha kecil memperoleh proteksi alami karena pasar yang dilayani tidak terjangkau oleh produk-produk usaha skala besar.

Oleh karena itu, usaha kecil dapat memainkan peranan penting untuk menjaga dinamika pertumbuhan dan perluasan manfaat ekonomi bagi masyarakat luas. Usaha kecil berperan bukan saja pada aspek sosial seperti pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan kerja, tetapi juga dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi pada sektor produksi dan ekspor. Pemerintah harus lebih memperhatikan UKM tersebut, karena dapat membantu meningkatkan perekonomian bangsa.

Peran Mahasiswa dan Perguruan Tinggi

Oleh Roma Hadi Tri S
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sasatra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Malang

MAHASISWA sebagai generasi muda merupakan asset dalam penerusan estafet kepemimpinan bangsa dan negara di masa depan. Karena dilihat dari segi kesempatan para mahasiswa mempunyai kesempatan dan peluang yang sangat besar untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peranan mahasiswa yang pertama adalah agent of change, di mana Mahasiswa sebagai agen suatu peubahan yang diharapkan dalam rangka kemajuan bangsa. Dalam perubahan ini mahasiswa harus menjadi garda terdepan.
Kedua, mahasiswa sebagai agent of problem solfer. Di mana, mahasiswa harus menjadi generasi yang memberikan solusi dari setiap persoalan yang terjadi di dalam lingkungan dan bangsanya sendiri. Mahasiswa bisa membantu jalan keluar terhadap kondisi sulit yang diambil oleh pengambil keputusan.
Ketiga, mahasiswa sebagai agent of control. Fungsi ini dilakukan terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh penguasa Negara. Perguruan tinggi mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab sebagi lembaga pendidikan tinggi serta selalu berusaha melakukan perbaikan-perbaikan baik secara akademik maupun nonakademik, guna memperoleh output yang berkualitas tinggi yang mempu menghadapi tantangan baik di masa kini maupun di masa depan.
Secara nonakademis pembinaan mahasiswaguna mengisi waktu luang selama mereka tidak melakukan kegiatan akademiknya, karena waktu tatap muka dengan tenaga edukatif sanagt sedikit.
Untuk kea rah pencapaian tujuan tersebut sudah selayaknya jika perguruan tinggi selalu mengupayakan agar suasana kampus kondusif. Baik kondusif dalam kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, maupun kegiatan ekstra kurikuler.
Peningkatan output mahasiswa menjadi perhatian besar sebagai raw input. Mahasiswa dan perguruan tinggi saling membutuhkan dalam ham pewujudan sikap profesionalisme.
Daya saing bangsa tergantung pada pengetahuan, values dan ketrampilan tenaga kerjannya. Faktor-faktor sebagai penentu daya saing diantarany: kesempatan bekerja, system peradilan yang fair, pajak, birokrasi, hak cipta, inovasi teknologi dan pendidikan, hubungan internasional. Peran perguruan tinggi ini hanya mampu dicapai denagn peningkatan kualitas sistem pendidikan yang ada, yang mencakup peningkatan SDM (dosen dan karyawan), kurikulum, strategi pembelajaran, dan sarana akademiknya.

(Artikel ini telah dimuat di Harian Surya, Rubrik Warteg pada tanggal 23 November 2009)