Kamis, 03 Desember 2009

Mendongeng Tak Harus dengan Dongeng

Orangtua disarankan meluangkan waktu untuk mendongeng bagi anaknya. Mendongeng tak hanya mengembangkan daya khayal anak, tapi juga merupakan sarana pemberi pengertian tentang moral pada mereka. Lalu bagaimana jika semua dongeng masa kecil Anda sudah habis Anda ceritakan dan buku dongeng pun telah habis Anda bacakan?

Menurut The Daily Telegraph, London, ternyata Anda tak harus selalu menceritakan dongeng. Kejadian sehari-hari juga boleh dijadikan ide ‘mendongeng.’ Anak-anak senang, kok, mendengar cerita tentang masa kecil Anda, bagaimana Anda bertemu dan jatuh cinta pada suami, menceritakan proses kelahirannya serta masa batita yang mulai dilupakannya.

Menceritakan kenakalan Anda saat sekolah, misalnya, akan membuat anak merasa dekat dengan Anda. Sesekali, beri anak pemahaman di sela-sela dongeng Anda. Misalnya, “Sekarang Ibu menyesal melakukan itu, soalnya karena itu Ibu jadi tidak naik kelas.”

Apa lagi yang bisa Anda lakukan?

Usahakan garis cerita yang pendek dan sederhana.
Gunakan penggambaran detail, seperti, “Ayah dulu memakai baju
kotak-kotak merah dan celana krem yang serasi waktu datang ke rumah Ibu.” Itu akan memacu imajinasi mereka.
Bersiaplah untuk menjawab pertanyaan anak yang terkadang di luar dugaan. Kuncinya, jangan menghindar.
Jangan takut menggunakan kata yang tidak familiar di telinga
anak. Itu justru kesempatan untuk menambah kosakatanya.
Berikan akhir yang jelas dan tidak menggantung.
Cerita tak harus mengandung nasihat. Membuat anak menjadi bagian
dari kenyataan sudah cukup.
Cerita tak harus berupa peristiwa besar. Misalnya, berbagi pengalaman saat Anda dulu kehilangan boneka kesayangan.
Album foto juga bisa menjadi alat bantu yang menyenangkan.
Dwi Astuti, Lotus Komang



Comments : Leave a Comment »

Categories : Family

--------------------------------------------------------------------------------

Agar Buah Hati Percaya Diri
29

07

2008
Jelas saja, menumbuhkan rasa percaya diri anak tak bisa dilakukan dalam sehari. Perlu diajarkan, dipupuk, dan ditanamkan terus-menerus sejak anak masih kecil. Susahnya, justru orang tua yang kerap menghancurkan rasa pe-de alias percaya diri anak.

Tentu saja, orang tua melakukannya secara tak sadar. Hal itu bisa berlangsung lewat komentar, kalimat, atau tindakan yang jauh dari menyenangkan.

Berikut sejumlah cara yang bisa Anda lakukan.

* Percaya pada kemampuan anak dan biarkan dia tahu bahwa ia mampu, berguna, menarik, dan mandiri.

* Beri pujian yang positif untuk segala sesuatu yang telah diselesaikannya dengan baik. Sampaikan dalam kalimat atau ucapan yang menyenangkannya karena hal itu bagaikan musik nan merdu di telinganya. Jelaskan juga pada anak, membuat kesalahan adalah hal yang normal dan merupakan bagian dari kehidupan yang harus dihadapinya. Hindari memberi kelewat banyak kritik yang hanya akan menghancurkan rasa percaya diri baginya.

* Aktif bertindak, pasif mendengarkan dengan sabar. Ulangi apa yang Anda dengar agar benar-benar mengerti apa maksud si kecil dengan baik, kemudian berikan ia dorongan dan semangat yang positif agar dia teatp melakukan hal yang baik-baik.

* Terima perasaan yang dilontarkan anak dan bantulah dia untuk mengutarakan dengan baik. Misalnya, biasakan ia mengungkapkan, “Ma, hari ini aku sedih, deh, Soalnya ,,,” atau “Bunda, aku sedang senang, lo, karena tadi di kelas ….”

* Fokuskan pada kelebihan dan kekuataan yang ada pada anak. Jangan hanya sibuk dengan kelemahan anak.

* Hormati keinginan anak walaupun mungkin hal itu membosankan bagi Anda. Ambil dan tiru ide yang menarik dan baik dari temannya atau dari sekolah. Hal ini sekaligus memperlihatkan, Anda peduli dan mendengarkan semua cerita anak.

* Terima dan pahami semua bentuk ketakutan atau ketidaknyamanan yang diperlihatkan anak. Mungkin Anda merasa ketakutan anak tak beralasan, namun jangan pernah menyepelakannya. Tunjukkan bahwa Anda mengerrti dan memahami kekhawatirannya serta beri ia cara mengatasinya.

Misalnya, jika anak berujar, “Aku memang enggak bisa pelajaran matematika,” katakan padanya, “Pasti karena matematika memang pelajaran yang sulit jadi kamu harus belajar lebi keras. Yuk, Mama/Papa coba bantu menerangkan supaya kamu mengerti.” Jangan malah mengatakan, “Kamu memang payah! Mulai besok harus les, ya!”

* Beri semangat atau dorong agar anak menjadi sosok yang mandiri. Beri kesempatan untuk mencoba hal-hal baru. Keberhasilan akan memberi dan mendorongnya memiliki rasa percaya diri yang besar. Jangan lupa, kerap anak juga perlu belajar dari kesalahan yang dia perbuat.

* Fokuskan pada kegiatan yang ia kuasai. Misalnya, renang, musik, atau apa saja yang ia kuasai dengan baik. Jangan mencoba untuk menfokuskan pada bidang di mana ia sering menemui kegagalan.

source : nova online


Comments : Leave a Comment »

Categories : Family

--------------------------------------------------------------------------------

Jika anak menyerang balik
29

07

2008
Anda boleh terbengong-bengong melihat dan mendengar si kecil menyerang balik omongan Anda. Tapi memang begitulah adanya.



Masalah yang satu ini tak hanya terjadi pada si remaja tapi juga balita. Jelas, sebagai orang tua kita harus tetap bertindak bijaksana. Berikut cara yang bisa dilakukan.

BALITA
Omongan balik: “Enggak!” atau “Memangnya kenapa?”
Cara merespons: Beri tekanan pada anak dengan mengatakan, “Bukankah lebih baik jika kita tidak melakukannya?” Jangan berteriak apalagi berkata kasar. Sebab, reaksi Anda menentukan apa yang akan terjadi kemudian.

Orang tua tidak akan bisa sepenuhnya mengontrol anak-anak. Satu-satunya yang dapat Anda kontrol adalah diri Anda sendiri. Jika Andamemberi teladan penguasaan diri, maka anak-anak akan menguasai diri mereka.

USIA SEKOLAH
Omongan balik: “Papa/Mama enggak ngerti, sih!” atau “Ayah/Bunda enggak adil!”
Cara merespons: Anak pada usia sekolah lebih peduli pada pendapat teman sebayanya ketimbang pikiran orang tuanya. Mereka sengaja memancing kemarahan Anda. Jadi, jangan terpancing!

Anak usia sekolah memang paling sulit didebat. Jadi, jangan mendebat mereka! Sebaliknya, biarkan anak menangani masalah tersebut secara mandiri dan bersikaplah penuh empati padanya. Katakan dengan penuh kasih sayang, “Mungkin kamu berpikir, Ayah/Ibu tidak mengerti apa yang sedang terjadi padamu sekarang. Ibu tahu, kamu enggak gampang menghadapinya tapi kamu sudah bersikap tidak hormat. Masuklah ke kamar sampai kamu tenang, baru nanti kita bicarakan dengan kepala dingin.”

Untuk omongan balik, “Papa/Mama tidak adil!”, bersikaplah proaktif. Membatasi diri untuk tidak mencampuri urusan akan menumbuhkan kontrol diri pada anak. Tentukan saja batas-batasnya, misalnya kapan anak boleh menyeberang sendirian, tidur lebih larut, pergi bersama teman-teman, dan sebagainya. Rembukan suatu peraturan keluarga secara demokratis. Jika suatu saat pelanggaran terjadi, ingatkan mereka tentang peraturan yang telah disepakati bersama.

PRAREMAJA
Omongan balik: “Apa pentingnya, sih?” atau “Buat apa, sih?’
Cara merespons: Jangan mengambil tanggung jawab dengan serta-merta. Mereka memang berkata-kata sengit untuk melindungi diri. Misalnya, si Andi meminjam topi kesayangan Anda dan menghilangkannya. Jangan langsung menyembur dengan, “Dasar enggak bertanggungjawab!” Hati-hati! Dengan mudah ia akan balik berkata, “Memangnya Papa enggak pernah menghilangkan barang? Oke, deh, sorry aja kalau saya enggak sempurna!” Waduh!

Daripada menyerang, cobalah berkomunikasi secara konkret. “Papa merasa kecewa karena kamu menghilangkan topi kesayangan Papa.” Kendalikan diri Anda dan cobalah untuk tetap menghargai anak. Ingat, tujuan Anda adalah menunjukkan perasaan Anda dan mendidik anak agar bersikap lebih bertanggungjawab.

REMAJA
Omongan balik: “Tinggalkan saya sendiri!” dan “Semua ini salah Ayah/Ibu!”
Cara merespons: Tinggi badan mereka mungkin sudah menyamai Anda, namun remaja belum sepenuhnya menjadi rasional.

Cara mereka berpikir sama sekali berbeda dengan orang dewasa dan anak-anak. Tambahan lagi, mereka sangat sensitif.

Perhatikan respons mereka dan dengarkan mereka. Perlihatkan bahwa Anda berada di pihak mereka. Jika mereka minta dibiarkan sendiri, mundurlah, tapi jangan menyerah. Dekatilah mereka dengan lembut. Saat mereka menyendiri, tulislah surat pada secarik kertas: “Papa/Mama siap mendengarkan kamu kapan saja. We love you!”

Penting untuk diingat, jangan menyerang atau menyalahkan. Jagalah agar komunikasi tetap terbuka dan senantiasa bicara dengan lembut dan ramah. Begitu Anda berteriak atau memaki, mereka akan melakukan hal sama!

6 “HUKUM” JIKA BERSELISIH DENGAN ANAK
Tak mungkin rasanya kita terhindar atau menghindar dari perselisihan dengan anak. Sesabar-sabarnya orang tua, satu saat pasti hal itu terjadi.

Tapi jangan putus asa. Anda bisa belajar bagaimana berselisih dengan benar. Berikut 6 aturan main yang harus dilakukan bila terjadi pertengkaran dengan anak.

1. Jangan menyerang.
2. Jangan meremehkan.
3. Jangan langsung menyalahkan.
4. Temukan persoalan yang sebenarnya.
5. Cari cara untuk memperbaiki keadaan tersebut.
6. Temukan cara pencegahan di masa mendatang.

source : nova online


Comments : Leave a Comment »

Categories : Family

--------------------------------------------------------------------------------

Main? Penting Lo Buat si Kecil!
29

07

2008
Main? Kedengarannya sangat sepele, ya? Tapi tahukah Anda, bermain sungguh penting bagi perkembangan anak. Banyak hal bermanfaat yang anak peroleh dari bermain.

Bermain tak selalu harus diartikan melakukan kegiatan dengan bantuan benda (alat permainan). Lihat saja bayi kecil yang asyik main dengan dua tangan mungilnya. Sebetulnya, tanpa ia sadari, banyak pelajaran ia petik dari kegiatan memainkan tangannya. Ia jadi tahu arti memegang, meraba, membuat bunyi saat kedua telapak tangannya ditepukkan, dan sebagainya.

Sementara untuk balita, lewat bermain sebetulnya mereka tengah memetik banyak manfaat semisal belajar memecahkan masalah, mengasah keterampilan, melatih fisik dan mental, dan sebagainya.

IMAJINASI
Berkhayal, berimajinasi, berbuat “seolah-olah”, merupakan dasar utama dunia permainan anak-anak yang paling digemari. Di usia 2 tahun, anak mulai suka memerhatikan sesuatu di sekitarnya dan hampir semua yang dilihat dapat memacu imajinasinya. Termasuk barang yang dilihatnya sehari-hari karena mereka menggunakan semua yang dilihat sebagai suatu simbol. Dari melihat, anak belajar bahwa sesuatu benda dapat berdiri karena adanya benda lain.

Misalnya, saat ia menyusun balok. Dengan kemampuan yang baru, yaitu melihat apa yang disenangi atau dikagumi lalu mengikuti gerakannya (“seolah-olah”), akhirnya dia mampu menyusun balok kayu menjadi “rumah” atau mengambil panci kemudian dipukul-pukul seolah alat musik drum.

Bagaimana cara mendorong imajinasinya lewat bermain? Perhatikan apa yang paling disukai anak, yang menarik perhatiannya, dan peran favoritnya. Jangan pernah halangi serta batasi imajinasinya.

SOSIALISASI
Awalnya, anak bermain tanpa “komunikasi” karena mereka memang belum pandai berkata-kata. Bicara pun masih cadel dan menggunakan bahasa “bulan”. Tapi semua itu tak menghalangi anak untuk bermain bersama teman sebayanya. Misalnya, saat ia sudah mulai masuk kelompok bermain atau TK.

Saat itu, anak bisa saling berinteraksi. Meski belum pandai berkata-kata, tetap saja mereka bisa “ngobrol” lewat bahasa tubuh dan gerak. Di sini pula anak mulai belajar berbagi, negosiasi, tolong-menolong, juga memecahkan masalah jika terjadi pertengkaran di antara mereka. Misalnya, ketika temannya berbuat curang, si kecil marah dan berkata, “Kamu enggak boleh gitu! Kan, mestinya kamu tunggu giliran, enggak boleh nyelak!” Di masa-masa inilah sebetulnya anak mulai mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan ini amat penting bagi kehidupannya kelak.

Agar anak terdorong bersosialisasi sambil bermain, tak perlu repot-repot, kok. Jika dia sudah merasa senang dan tenang bermain, dengan sendirinya dia akan mendapatkan teman. Tapi ingat, anak tetap membutuhkan Anda agar memperoleh teman lain, di luar lingkungannya (rumah, sekolah). Misalnya, dengan memasukkan mereka ke sanggar yang sesuai dengan keterarikan si anak.

FISIK
Berbagai jenis permainan fisik dapat membantu mengembangkan keterampilan anak. Misalnya, lompat tali bisa meningkatkan keseimbangan tubuh, naik sepeda memperkuat otot, dan lainnya. Di samping fisik anak jadi kuat, kemampuan koordinasinya juga turut berkembang.

Ketika anak usia 3 tahun bermain menyusun balok menjadi menara, sebetulnya dia tidak saja belajar mengenai gravitasi dan keseimbangan, tapi juga mengembangkan keterampilan mengkoordinasikan mata dan tangan.

Dengan tidak membantunya dan ia berulang-ulang melakukan permainan ini, akhirnya si kecil akan mampu memakai bajunya sendiri dan nantinya bisa makan tanpa bantuan orang lain. Ini akan memberi anak rasa percaya diri karena bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Dari permainan pula, anak jadi kenal yang namanya menunggu giliran, perasaan senang karena menang dan sedih karena kalah, dan lainnya. Tanpa itu, anak tak akan pernah mengerti arti “berjuang” dan cenderung mudah menyerah jika menghadapi masalah atau tekanan.

Supaya si kecil bersemangat melakukan aktivitas fisik, berilah ia contoh. Daripada cuma nonton teve, misalnya, ajak si kecil menari, main petak umpet, main bola atau sepeda.

EMOSI
Dengan bermain pula, tanpa kita sadari, anak belajar bagaimana cara mengatasi emosinya. Saat ia belum pandai berkata-kata, anak biasanya mengungkapkan perasaan hatinya lewat gerakan fisik atau bahasa tubuh. Misalnya, menggeleng jika tak mau, memukul jika tak marah.

Oleh sebab itu, berilah ia contoh yang baik. Beri si kecil pengarahan, bagaimana ia harus berperilaku saat bermain. Ketika ia mulai pandai berkata-kata, selalu beri jawaban jika ia bertanya. Perlihatkan kegembiraan, ajak ia tertawa, buatlah lelucon yang secara tak langsung mengajarkannya tentang emosi yang baik.

Peran Anda besar sekali saat bermain dengan anak. Beri ia kesempatan untuk memilih permainan yang disukainya. Sehari-hari, memang Anda yang mengatur anak, tapi saat bermain dengannya, ikuti dunia imajinasi anak.

Perlihatkan keseriusan Anda kendati mungkin permainan yang diinginkan anak terkesan menggelikan (misalnya, Anda disuruh jadi robot yang hanya bergerak jika diperintah oleh si kecil). Dengan demikian, anak merasa senang dan perlahan tapi pasti, rasa percaya dirinya akan tumbuh subur.

Tak sulit, kan?

Source : Nova Online


Comments : Leave a Comment »

Categories : Family

--------------------------------------------------------------------------------

15 Cara Mendidik Si Kecil Soal Uang
29

07

2008
Kapan sih sebaiknya mengenalkan uang pada Si Kecil? Sebaiknya, anak memang diajari soal uang sejak kecil!

Uang, mampu membuat orang – baik tua maupun muda – mengambil keputusan atas berbagai kesempatan. Dengan mendidik, memotivasi, dan memberi kepercayaan pada anak untuk berhemat dan menjadi investor, bisa membuatnya mampu menabungkan penghasilan yang diperolehnya, serta melakukan banyak hal dengan uang yang dikeluarkannya.

Keputusan memberi pengeluaran harian akan berdampak negatif lebih besar pada masa depan keuangan anak-anak, jika dibandingkan dengan keputusan untuk menginvestasikannya. Nah, berikut ini ada 15 cara sederhana yang bisa membantu Anda mendidik Si Kecil:

KEUANGAN PRIBADI DAN PENGELOALAANNYA
1. Begitu anak sudah bisa berhitung, perkenalkan uang padanya. Ambil peran aktif dan berikan informasi padanya. Memberi perhatian kontinyu merupakan cara penting bagi anak untuk belajar.
2. Komunikasikan kepada anak, sesuai usianya, cara Anda menghargai uang seperti cara menyimpan, membuat jadi bertambah, dan terpenting lagi, cara bijak membelanjakannya.
3. Bantu anak untuk membedakan antara kebutuhan, keinginan, dan harapan. Hal ini untuk menyiapkan agar ia bisa mengambil keputusan yang tepat dalam membelanjakan uang kelak.
4. Mengatur target adalah dasar pembelajaran atas nilai uang dan menabung. Setiap orang, baik tua maupun muda, jarang bisa mencapai target yang tak diatur sebelumnya. Hampir semua mainan atau barang yang diminta anak bisa menjadi obyek dari sesi pengaturan target, misalnya membantu anak belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
5. Kenalkan pada anak nilai menghemat versus membelanjakannya. Jelaskan dan perlihatkan konsep “bunga” dari menabung. Pertimbangkan untuk memberi bunga pada uang yang disimpannya di rumah. Ia bisa membantu menghitung bunga dan melihat bagaimana uang bisa berlipat ganda karena bunga. Selanjutnya, ia akan mengerti cara tercepat untuk menambah jumlah uang, yaitu dengan menabung secara teratur.

UANG SAKU DAN CARA MENGGUNAKANNYA
6. Ketika memberi uang saku pada anak, berikanlah dalam bentuk recehan agar ia bisa menabung. Misalnya, uang saku mingguannya Rp 25 ribu, berikan dalam bentuk 5 lembar uang Rp 5 ribu agar memudahkannya untuk langsung menyimpannya sebagian. Dari awal Anda bisa menentukan jumlah bunga untuk jumlah uang tertentu, sehingga ia bisa belajar dan merasakan manfaatnya.
7. Ajak anak ke bank untuk membuka tabungan atas namanya sendiri. Ingat, jangan melarangnya mengambil uang untuk membeli barang yang diinginkannya. Dengan melarang, justru akan membuatnya jadi tak ingin menabung.
8. Membuat cacatan rapi soal tabungan, investasi, dan pengeluaran merupakan keterampilan lain yang penting diajarkan pada anak. Untuk memudahkannya, gunakan 12 amplop. 1 amplop per bulan, dan masukkan ke dalam 1 amplop besar. Tetapkan sistem ini bagi setiap anak. Anjurkan agar ia menyimpan kuitansi belanja dan menyimpannya dalam amplop, serta mencatat semua yang ia lakukan dengan uangnya.
9. Gunakan kesempatan berbelanja mingguan atau bulanan untuk mengenalkan nilai uang dan pengeluaran pada anak. 1/3 gaji Anda dipergunakan untuk makan dan keperluan rumah tangga. Jadi, ajarkan ia cara bijak berbelanja, misalnya membeli barang diskon, menggunakan vocer, atau membedakan harga dan isi barang yang dibeli. Jelaskan cara menyusun rencana belanja dan membuat perbandingan harga untuk barang yang sama di toko berbeda. Perlihatkan juga cara mengecek nilai, kualitas, jaminan, dan pertimbangan lainnya. Mengeluarkan uang bisa menyenangkan dan sangat produktif jika direncanakan secara baik. Pengeluaran yang tak direncanakan, biasanya akan menjadi pemborosan.
10. Beri kesempatan pada anak untuk memutuskan apa yang akan dibelinya. Bagus atau tidaknya, ia akan belajar dari pilihan belanjanya. Namun, sebelumnya Anda harus membahasnya dulu soal pro dan kontra dalam berbelanja. Bantu anak menggunakan kepekaan dan logikanya saat berbelanja. Artinya, teliti sebelum membeli, terutama untuk barang yang mahal, agar menunggu waktu yang tepat dan gunakan teknik pilihan membeli.

BIJAK DALAM BERBELANJA
11. Perlihatkan pada anak cara menilai iklan yang ditayangkan di teve, radio, dan koran. Apakah suatu produk memang sebagus iklannya, harganya benar murah, atau adakah pilihan produk lain yang lebih murah dan lebih baik? Ingatkan anak agat tak terjebak iklan yang sangat menarik.
12. Ingatkan anak soal bahaya meminjam uang yang dikenakan bunga. Jika Anda mengajarkan bunga pada pinjaman kecil, ia akan cepat belajar, betapa mahalnya meminjam uang dari pihak lain, dan harus mengembalikannya (termasuk bunganya) dalam waktu yang ditentukan.
13. Ketika menggunakan kartu kredit di restoran, ambil momen ini untuk mengajarkan pada anak soal cara kerja kartu kredit. Jelaskan juga, bagaimana memeriksa biaya, menghitung tip, dan menjaga kartu kredit dari penipuan.
14. Hati-hati bila Anda memberikan kartu kredit pada anak, meskipun ia sudah mahasiswa. Kartu kredit selalu menggoda pemegangnya untuk berbelanja. Penelitian menunjukkan, sebagian besar mahasiswa tak menggunakan kartu kreditnya untuk keperluan darurat, melainkan untuk hal-hal sekunder. Di akhir semester, ia baru menyadari hutang kartu kreditnya menumpuk sehingga terpaksa harus bekerja agar bisa menutupi pembayaran kartu kreditnya.
15. Tetapkan jadwal rapat rutin keluarga untuk membahas masalah keuangan. Bagi anak yang masih kecil, rapat ini mungkin terdengar seperti akan mendapatkan bunga dari uang tabungannya.Topik lain yang perlu dibicarakan adalah soal perbedaan antara uang tunai, cek dan kartu kredit, cara bijak berbelanja, serta cara menghindari penggunaan kredit dan perkembangan investasi. Bagi anak remaja, perlu dibicarakan juga soal situasi perekonomian negara, cara berhemat, dan alternatif berbelanja. Semua informasi ini akan sangat berguna bagi anak, seiring pertambahan tanggung jawabnya sebagai manusia dewasa.

source : Nova online


Comments : Leave a Comment »

Categories : Family

--------------------------------------------------------------------------------

Baby Massage
29

07

2008

Menjadi seorang ibu tentunya merupakan suatu hal yang sangat mebahagiakan. Tentunya anda akan mempersiapkan dan memberikan yang terbaik bagi sang buah hati dan dalam hal ini, nutrisi, kasih sayang dan stimulasi dini merupakan suatu hal yang patut didapatkan oleh buah hati kita.

Stimulasi dini dapat berupa stimulasi sentuhan yang lebih sering dikenal dengan pijat bayi. Pengaruh positif atau manfaat pijat bayi sendiri bagi tumbuh kembang anak telah lama diketahui. “Manfaatnya antara lain mengembangkan sistem imun, membantu bayi berlatih relaksasi, membantu mengatasi gangguan tidur dan membuat bayi tidur lebih lelap dan lama, memperkuat ikatan (bonding) bayi dengan ibu/orangtua,” jelas dr. Rini Sekartini, Sp. A dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Selain itu, pijat bayi juga bisa membantu mengatur sistem pencernaan, sistem respirasi dan sirkulasi, membantu meredakan ketidaknyamanan (kolik, tumbuh gigi), serta menurunkan produksi hormon stressor yang membuat stres bayi.

[ source : www.kalbenutricionals.com]


Comments : Leave a Comment »

Categories : Family

--------------------------------------------------------------------------------

Management Stress Pada Diabetes – Reza Gunawan
29

07

2008
Management Stress Pada Diabetes – Reza Gunawan


Diabetes Mellitus berasal dari kata yunani yaitu “diabainein” yang berarti tembus atau pancuran air dan bahasa latin yaitu “mellitus” yang berarti rasa manis, oleh karena itu diabetes mellitus dikenal sebagai kencing manis. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan dimana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh dengan baik.

Gula darah meningkat dapat disebabkan karena :

Hormon Insulin yang berkurang
Sensitivitas Hormon Insulin berkurang
Stress
Stress dapat memperburuk kondisi kesehatan para diabetesi oleh karena itu diharapkan agar management stress dilakukan pada masa penyembuhan dan perawatan. Hal ini disampaikan ole Reza Gunawan dalam workshop “Management Stress Pada Diabetesi” Sabtu 12 Juli 2008 di NFL-NutritionForLife.

Pendekatan alamiah untuk Diabetes:

Olahraga:

Gerak badan dapat membakar kelebihan gula darah dan meningkatkan efektivitas hormon insulin (jalan kaki 3 – 5 x seminggu 20-30 menit).

Meditasi

Tubuh yang tegang tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik.

Pola makan

Makan sedikit tapi sering dan pilihlah makanan yang mengandung Indeks Glikemik yang rendah.

Herbal dan Suplementasi

Penyelarasan Energi Tubuh

Dengan mengharmoniskan emosi dan organ tubuh melalui jari dan telapak tangan. Caranya sangat mudah hanya dengan pegang dengan lembut dan nikmati dengan rileks dilakukan selama 3 menit.

Get rid of WORRY FAST:

Ibu Jari :berhubungan dengan organ limpa dan lambung serta rasa kuatir / terlalu banyak berpikir (WORRY)
Jari Telunjuk: berhubungan dengan organ ginjal dan kandung kemih serta rasa takut (FEAR).
Jari Tengah: berhubungan dengan organ liver / hati dan kantung empedu serta rasa frustasi / amarah (ANGER).
Jari Manis: berhubungan dengan organ paru-paru dan usus besar serta rasa sedih / duka (SADNESS/GRIEF).
Jari Kelingking: berhubungan dengan organ jantung dan usus kecil serta rasa pura-pura / ambisi / ngoyo / ngotot TRYING TO/PRETENSE).

Comments : Leave a Comment »

Categories : Family

--------------------------------------------------------------------------------

Mempersiapkan Anak Untuk Masuk Sekolah
29

07

2008
Mempersiapkan Anak Untuk Masuk Sekolah
Tiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi si kecil dari mulai masa kehamilan, kelahiran, tumbuh kembang hingga anak memasuki usia sekolah yang merupakan bekal pendidikan untuk masa depannya. Pada saat anak mulai memasuki usia sekolah dibutuhkan kematangan sekolah anak dan kesiapan orangtua. Hal ini disampaikan oleh Anna Surti Ariani, Psi atau yang lebih akrab dipanggil Mbak Nina dalam workshop “Mempersiapkan Anak Untuk Masuk Sekolah”

Kematangan bersekolah merupakan kondisi kesiapan anak yang cukup memadai baik secara fisik, kognitif, bahasa, emosional, dan sosial dalam memenuhi tuntutan formal atau sekolah yang akan dimasukinya. Ada beberapa masalah yang sering dilakukan oleh anak pada saat memasuki hari pertama sekolah, seperti :

Menolak ditinggal orangtua
Menangis keras
Tak mau bersiap-siap
Tak mau mandi bahkan tak bisa bangun.
Oleh karena itu kematangan sekolah anak harus didukung pula oleh kesiapan orang tua dalam melepas anak untuk sekolah.

Usia anak dalam memasuki sekolah juga harus diperhatikan dan jangan pilih sekolah yang tuntutannya terlalu tinggi / terlalu rendah dibandingkan kemampuan anak karena hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan psikologis dan emosional anak. Usia yang ideal yaitu antara 4 hingga 5 tahun untuk Taman Kanak-kanak (TK) dan 5 hingga 7 tahun untuk Sekolah Dasar (SD), namun saat ini anak dibawah usia ini pun ada yang sudah memiliki kesiapan sekolah.

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan orangtua dalam mempersiapkan anak sebelum masuk sekolah, baiknya dilakukan satu minggu sebelum masuk :

Kenalkan lingkungan sekolah
Biasakan “ritme sekolah” dirumah
Beritahu aturan sekolah
Ceritakan hal menyenangkan tentang sekolah
Tunjukkan Anda senang anak sekolah

Comments : Leave a Comment »

Categories : Family

--------------------------------------------------------------------------------

Naomi Tiorim Feodora Sitohang
23

07

2008
Setelah menunggu 1 tahun 2 bulan, akhirnya doa kami di jawab oleh Tuhan, tepat january 2006, setelah kami check ke dr gina RS Awal Bross Batam, dinyatakan istri hamil, saya bersujud dan bersyukur atas kemurahan Tuhan, dan kami mengamini, ini adalah jawaban Doa Kami,

dan sembilan bulan setelahnya tepat tanggal 16 september 2006, lahirlah seorang putri ditengah keluarga kami, dan kami beri nama : Naomi Tiorim Feodora Sitohang, naomi merupakan nama yang indah , pemberian mamanya dan sudah lama dia mendambakannya, Tiorim pembrian dari oppungnya, artinya rap ma hita tio..diambil dari bahasa batak, dan feodora dari bahasa yunani, perempuan yang bijaksana, saya sendiri yang memberikannya.

Kehadiran naomi merupakan kebahagiaan yang besar bagi kami, dan diusianya yang sebentar lagi genap 2 tahun , sudah banyak yang diluar dugaan saya dia bisa lakukan, semisal, mengucapkan 1 sampai 10, bahasa indonesia dan juga kadang bahasa inggris, dan beberapa lagu, bahkan sudah bisa di hapal, termasuk lagu anak medan, dan iklannya Aqua.

sehari harinya dia di jaga oleh oppungnya, dan bersama dengan kakak dan abangnya, [ anak dari abang saya p'norman] .

ditengah maraknya kekuatiran banyak keluarga muda di batam saat ini atas lamanya punya keturunan, tidak dipungkiri, sikon dan alam batam berbeda dengan daerah daerah lain di indonesia, merupakan salah satu faktor dan penyebabnya, semisal budaya kerja di batam yang memposisikan human sebagai alat produksi, akibatnya tingkat stress menjadi tinggi, dan juga inflasi kota batam yang sangat tinggi, selalu berkisar di 16 ~ 18 % , padahal tingkat bunga deposito bank jauh di bawahnya, akhirnya konsumsi makanan sehat menjadi tertier, dan juga factor lain yang non countable, bersatu menjadi salah satu sumber penghalang tersebut.

namun Tuhan maha adil, Dia lebih tau apa yang terbaik buat kita, waktu DIA bukanlah waktu kita, terkadang iman mulai goyah, namun sekali lagi, DIA maha adil, Doa menjadi komunikasi yang efektif untuk mencurahkan segala isi hati kepadaNYA.

Semoga boruku Naomi bisa menjadi tappuk ni ate atekku seperti isi lagu batak itu.

[ end ]


Comments : 3 Comments »
Tags: Add new tag
Categories : Family

--------------------------------------------------------------------------------

My wedding in memory
23

07

2008

Gak nyangka akhirnya aku jadi nikah juga..itulah yang keluar dari mulutku setelah keluar dari HKBP Jalan Saudara Medan, 6 November 2004 lalu.

setelah berpacaran selama 4 bulan, akhirnya saya mengungkapkan bahwa saya mau menikah sama dia dalam tahun itu juga.

berawal dari kegiatan NHKBP di gereja HKBP Lubuk Baja, dalam pemilihan ketua PPNR (ketua pemuda resort) tahun 2003, saya yang utusan dari kawasan batamindo mukakuning, justru di unggulkan menjadi ketua, yang notabene saya tidak tertarik akan hal itu, namun dalam benak saya bergumam, ya udah, kalaupun saya dipaksakan untuk menerima mandat ini, saya pastikan saya akan dapat “pendamping” hidup dari sini (lubuk baja ini , red) secara di daerah muka kuning para mudi-nya sangat limited yang masuk kategori.

ketika masuk dalam pemilihan bendahara, doa saya, semoga si calon ini dapat masuk kategori yang saya dambakan nantinya, itulah doa saya. dan akhirnya muncullah nama pemenang, Dewi Christy Novel Sinaga. alumni Ekonomi USU, hati saya menjadi lega. dan sejak detik itu saya bertekad, nanti sayalah yang jadi suami-nya…[ hmmmmmm]

waktu pun berjalan, program naposo di lakukan, sosok ketua saya tunjukkan dengan baik, dan wibawa ketika memimpin rapat di poles sebegitu rupa,. yang akhirnya suatu saat saya marah kepada sekretaris ini, karena notulen rapat minggu lalu tak di bawa dalam rapat berikutnya.

dan si sekretaris pun ngambek, dan tidak mau menegor sang ketua ketika ketemu di gereja, ..sialnya.. saya mengetahui bahwa dia sudah lama berpacaran sama marga XXX, dan hampir tahunan bok!….

pelan tapi pasti, saya menyelidiki hubungan mereka ini, dan ternyata…ya ampun ..udah sampe ke orang tua…

namun saya tidak gegabah, akhirnya style kepemimpinan saya di rapat saya robah.. dan sms sms maut pun mulai bertebaran, pagi, siang, malam, bahkan dinihari..

dan, endingnya..

muncullah undangan :

Nimrod Sitohang, ST menikah dengan Dewi Christy Novel Sinaga.

Rabu, 02 Desember 2009

Hukum Kita dan Pisau Emak

KEMARIN Emak menyuruhku mengasah pisau yang ada di dapur agar kembali tajam. Aku bertanya kepada Emak, "Mak, punggung pisaunya ditajamkan tidak? Emak menjawab tanpa melihat, "Ya nggak to, pisau itu kan hanya sisi bawahnya saja yang di pakai untuk memotong." Setelah selesai mengasah, aku berikan pisau itu kepada Emak untuk memotong daging jatah kurban.

Hari ini aku ingat pisau Emak yang seperti hukum kita, sangat tajam di bawahnya namun di atasnya tumpul. Hukum kita begitu sulit menangkap Si A dan begitu mudah meringkus Si B. Hal itu menjadi ironi yang sangat nyata di negeri ini.

Hukum seakan sudah menjadi barang dagangan yang dapat di perjualbelikan, seperti daging sapi di Super Market yang super mahal, rakyat kecil tidak sanggup untuk membelinya. Mereka hanya setahun sekali menikmati daging sapi itu kalau mendapat jatah dari orang yang berkurban. Namun, orang yang berduit atau penguasa sangat mudah membeli daging sapi itu walau dengan harga yang super mahal.

Sekarang siapa yang meiliki duit dan kekuasaan, maka dapat memenangi dan mengondisikan kasus-kasus yang menjeratnya. Mereka dapat menyuap para Mavia Hukum yang sudah terstruktur dari para oknum penegak hukum di negeri ini. Namun, rakyat kecil yang tidak meiliki uang maka bersiaplah hukum akan menindaknya dengan cepat dan keras. Seperti pencuri Cacao, Semangka, Ayam dan lain sebagainya yang akhir-akhir ini gencar di beritakan di media cetak maupun elektronik. Mereka langsung mendapatkan hukuman yang sangat tidak proporsional dengan kesalahannya.

Keadilan hanya milik orang berduit. Kalau ada duit maka kasus pun beres. Aku dan Emak kini takut bermasalah dengan hukum di negeri ini. Karena aku dan Emak sebagai rakyat kecil tidak mampu untuk membayar atau menebus para mavia hukum. Dan aku pun tahu kalau hukum kita itu sangat tajam, saat menindak kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh rakyat kecil.