Rabu, 19 Agustus 2009

Iklan Sekolah Gratis

SEKOLAH gratis memang menjadi harapan masyarakat Indonesia seiring tingginya biaya pendidikan kita. Sementara jumlah penduduk miskin di negeri ini semakin bertambah. Tapi benarkah semua kebutuhan seorang siswa yang akan bersekolah benar-benar digratiskan oleh pemerintah terutama untuk wajib belajar 9 tahun. Tentu jawabannya tidak mungkin.

Kebutuhan akan seragam siswa seperti seragam putih, biru, pramuka, olahraga, baju batik. Kebutuhan buku seperti buku LKS, buku penunjang. Kebutuhan kegiatan seperti ekstrakulikuler, les, studi wisata. Kebutuhan kelengkapan siswa seperti asuransi, kartu identitas siswa, dan masih banyak lagi tidak mungkin dapat digratiskan.

Dengan gencarnya iklan layanan masyarakat, berupa sekolah gratis di media cetak dan elektronik, dinilai menyesatkan. Hal itu kiranya tidak berlebihan. Yang namanya sekolah gratis ya harusnya semua kebutuhan siswa digratiskan. Tidak ada pungutan atau biaya sama sekali. Masyarakat tidak butuh iklan sekolah gratis, tapi butuh realisasi program sekolah gratis.

Kalimat iklan sekolah gratis kurang tepat digunakan, karena pemerintah hanya menggratiskan SPP, pembelian buku teks pelajaran, biaya ulangan harian, serta biaya perawatan operasional sekolah melalui dana BOS. Faktanya, masih banyak celah yang dapat dimainkan pihak sekolah untuk memungut biaya tambahan pada siswa. Pemerintah hendaknya lakukan program sekolah gratis itu ke sekolah, dan nantinya masyarakat dapat menilainya.

Dengan anggaran penidikan 20 persen dari total APBN atau kurang lebih Rp 200 triliun, seharusnya sekolah harus benar-benar sudah digratiskan secara merata dan menyeluruh. Iklan sekolah gratis jangan hanya untuk politisasi. Pemerintah seolah-olah memberikan kebijakan yang populis, padahal hal itu pencitraan semata.

Kita jangan lupa, pemerintah baru menganggarkan biaya pendidikan sebesar 20 persen dari total APBN setelah digugat oleh para guru melalui PGRI. Puluhan miliar untuk penayangan iklan layanan masyarakat berupa sekolah gratis di mana-mana tidaklah berguna. Apalagi, pemerintah belum dapat menggratiskan sepenuhnya kebutuhan para siswa itu. 

Tujuan utama
pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. SPP gratis hendaknya
jangan sampai menurunkan kualitas pendidikan. Karena untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas juga dibutuhkan

sekolah yang berkualitas juga.

(Artikel ini dimuat di harian Surya 31 Juli 2009)

http://www.surya.co.id/2009/07/31/iklan-sekolah-gratis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar